Putri Helen dan Sahabatnya, Akil
Putri Helen adalah adalah seorang Putri baik hati dan tercantik di negeri Mykonos. Kecantikannya dikabarkan melebihi Dewi Kecantikan, hingga membuat Sang Ratu Sihir marah. Ratu Sihir berusaha mengorbankan Putri Helen kepada monster di hutan gelap. Rencana itu digagalkan oleh anaknya sendiri, Akil. Ia menyembunyikan Putri Helen di sebuah kastil dan melindunginya dengan sihir agar ibunya tidak bisa menemukannya. Namun, Putri Helen melupakan janjinya kepada Akil hingga membuat Akil meninggalkannya.
Sejak kepergian Akil, Putri Helen tinggal di dalam goa sendirian. Terus menyesali perbuatannya kepada sahabatnya. Tanpa perlindungan Akil dan sihirnya, tidak ada apapun yang bisa menyembunyikannya dari Sang Ratu Sihir.
Suatu hari pengawal Ratu Sihir menemukannya di dalam goa dan membawa Putri Helen ke tempat Ratu Sihir.
“Ha! Akhirnya aku menemukanmu, Putri buruk rupa.” kata Ratu Sihir.
“Aku akan memberikanmu pada monster, dan aku akan menjadi wanita tercantik di dunia!” ucap Ratu Sihir.
Putri Helen hanya bisa menunduk dan menangis, lalu ia ingat, Ratu Sihir adalah ibu dari Akil, mungkin ia bisa memohon untuk bertemu dengan Akil untuk terakhir kalinya.
“Oh Sang Ratu yang tercantik di dunia, bolehkah aku bertemu Akil untuk terakhir kalinya? Apakah dia baik-baik saja?” tanya Putri Helen.
“Akil? Kau ingin bertemu anakku? Oh, dia sedang sakit parah, kamu tidak boleh menemuinya!” jawab Sang Ratu.
Putri Helen terus menangis dan memohon. Akhirnya Ratu Sihir menemukan ide untuk menyulitkan Putri Helen.
“Kamu akan kuizinkan bertemu Akil jika kamu bisa mendapatkan obat untuknya”, kata Sang Ratu.
“Baik! Aku akan pergi! Di mana aku bisa mendapatkan obatnya?” tanya Putri.
“Kamu harus pergi ke Rawa Beracun, temui seseorang bernama Sepone di seberang rawa. Dia memiliki obat untuk segala racun dan penyakit.” jawab Ratu Sihir.
“Rawa Beracun?”
“Ya, jika kamu kembali membawa obat itu, aku akan mengizinkanmu bertemu anakku dan tidak akan mengorbankanmu pada monster”, kata Ratu Sihir.
Putri Helen berteguh hati, ia akan menyelamatkan Akil. Maka, tanpa ragu ia berangkat ke Rawa Beracun. Ia tahu bahwa tempat itu adalah tempat yang sangat beracun, tapi demi sahabatnya Putri Helen akan berusaha.
Sesampainya di Rawa Beracun, tidak ada perahu untuk menyeberang. Putri Helen memotong bambu, ia membuat perahunya sendiri. Menutupi hidung dan mulutnya dengan kain agar tidak menghirup udara beracun secara langsung. Dengan susah payah, setelah mendayung cukup lama ia berhasil sampai di rumah Sepone.
“Baiklah, anak muda. Melihat ketulusanmu dan penderitaanmu demi mendapatkan obat ini, aku akan memberikannya padamu. Selanjutnya, keselamatanmu adalah urusanmu sendiri.”
“Baik Nyonya Sepone, terima kasih banyak”, Putri Helen pun pergi meninggalkan Rawa Beracun dengan gembira. Dia sampai di istana Ratu Sihir dengan susah payah, nafasnya tidak beraturan karena menghirup udara beracun, tapi ia berhasil menyerahkan obat itu kepada Ratu Sihir.
Melihat keadaan Putri Helen, Ratu Sihir pun membawanya ke tempat Akil berbaring. Ratu Sihir memberikan obat itu kepada Akil dan ia langsung bangun. Akil melihat Putri Helen di lantai tersenyum lemah padanya, lalu pingsan. Ratu Sihir akhirnya merasa kasihan, dia memberikan sisa obatnya untuk Putri Helen dan Putri Helen pun selamat. Setelah itu Putri Helen meminta maaf pada Akil, Akil dengan ikhlas memaafkannya.